Back to Blogging in this Pandemic
Bismillah
Hi, it's been a while. Setelah sekian lama rutin menulis blog, saya mencoba berganti rutinitas. Tak terasa selama 2020 ini saya mengurangi jumlah buku yang dibaca dan juga berimbas pada berkurangnya tulisan yang saya buat. Apakah ini menjadi masalah? Ya dan tidak.
Sebagai orang yang cepat bosan, saya merasa dengan mengganti rutinitas akan menghasilkan sebuah perspektif baru, bagaikan klik tombol refresh tapi durasinya lama. Sebetulnya jadi agak terbawa malas menulis, tapi sekarang tulisan ini dibuat dengan harapan akan memantik kembali semangat menulis di sini. Tampilan Blogger ternyata ada perubahan (mencoba mengkuti zaman) namun sebetulnya UI nya tidak terlalu ekstrem berubah. Yang saya suka ada adalah tampilan yang lebih besar dan membaca stats lebih nyaman.
Berikutnya, ternyata ada masalah yang timbul karena saya menggunakan domain hasil langganan tahunan. Domain fadilahjournal.com ini sudah expired di awal tahun 2020 kemarin namun saya tidak sadar. Pantas saja, beberapa waktu lalu saya perhatikan stats nya kosong alias nol tidak ada pembaca. Aneh kan. Lalu saya membuka email (ini email kaleng-kaleng alias namaya agak alay hanya untuk blogging, makaya jarang buka) dan mendapat beberapa email pemberitahuan bahwa domain saya dihapus karena tidak diurus. Singkat cerita, akhirnya domain berhasil diperbarui. Mungkin next year saya harus langsung memperbarui untuk jangka beberapa tahun ke depan supaya aman.
My highlight from 2019: The Mandalorian. Source:The New York Times. |
Selama masa pandemi ini, saya merasa memang ada tambahan waktu luang dari yang biasanya dihabiskan di atas kereta, bus, atau motor di jalanan. Awalnya mau lebih banyak baca buku, tapi entah kenapa minat sedang agak menurun karena belum menemukan buku yang ngebet dibaca. Rasanya lama sekali menunggu Philip Pullman mengeluarkan buku ke tiga seri "The Book of Dust". Akhirnya saya jadi lebih tertarik untuk menonton series remake His Dark Materials (dulu film The Golden Compass) yang tahun ini katanya akan rilis Season 2-nya. Bukan cuma itu saja, sepertinya dunia per-series-an sedang lebih seru dari pada perbukuan. Seperti seri The Mandalorian (who doesn't fall in love with Baby Yoda?), sampai Terrace House yang kadang agak ngaco tapi ceritanya sekalian buat belajar Bahasa Jepang lagi.
Di akhir tahun 2019 kemarin, saya memiliki harapan yang cukup tinggi terhadap 2020. Ada beberapa target dan harapan yang ingin dikejar, namun sepertinya harus dikompromikan karena adanya pandemi ini. Mungkin ini saatnya untuk kembali evaluasi dan mendefiniskan ulang target yang lebih realistis dan kreatif.
Any way, stay safe and healthy. I miss travelling so much! Can't wait this to be over.
Comments
Post a Comment