6 Tips Menghadapi Wawancara Beasiswa LPDP

Beasiswa LPDP kini semakin meningkat popularitasnya, bukan hanya karena promosi yang terus digenjot dalam berbagai pameran pendidikan, namun juga dari mulut ke mulut para pemburu beasiswa yang masih penasaran. Siapa yang tak tergiur dengan kesempatan melanjutkan sekolah baik itu dalam atau luar negeri, tanpa mengeluarkan biaya pribadi?

Dulu, awal mula saya sendiri mendengar beasiswa LPDP, yaitu sekitar pertengahan tahun 2013 (dikenal dengan beasiswa dari Departemen Keuangan), yaitu ketika salah seorang senior saya mendapatkan beasiswa tersebut untuk S2 di Jepang. Setelah kembali dari Osaka, keinginan untuk melanjutkan sekolah semakin tinggi, dan tentunya rasa penasaran untuk berburu beasiswa semakin membara. Rasanya ingin segera selesai kuliah, Tugas Akhir beres, dan menggenggam ijazah agar bisa segera ke luar negeri dan sekolah di tingkat master.

Ketika masih mengerjakan Tugas Akhir, saya mendaftar perogram beasiswa Monbukagakusho (Jepang) dan Fullbright (AS). Sebenarnya saya berniat untuk mendaftar LPDP, akan tetapi salah satu syaratnya adalah ijazah, sehingga saat itu saya mengurungkan niat untuk mendaftar, dan semakin semakin semangat mengejar sidang. Untuk mendukung cita-cita tersebut, saya segera mengambil tes IELTS dan langsung mendaftar Newcastle University untuk mendapatkan LOA.

Singkat cerita, saya memiliki pengalaman yang bisa dibagi dalam mengikuti sayembara berhadiah beasiswa Monbukagakusho (Selanjutnya disebut Monbusho) level Research Student, dan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) LPDP. Fullbright tidak dihitung karena gagal.

Drama lika liku perjuangan saya dalam mengikuti seleksi beasiswa Monbusho bisa dilihat di sini. Tapi sepertinya sudah cukup banyak yang bercerita tentang beasiswa ke negeri sakura ini, jadi saya akan berbagi tips persiapan untuk lolos beasiswa LPDP.

Who is this guy? (sumber: lpdp.depkeu.go.id)
Jikalau Anda sudah melihat ada nama Anda pada pengumuman hasil seleksi berkas, silakan lakukan persiapan sedini mungkin agar wawancara, LGD, dan menulis essay lancar.

1. Lengkapi berkas
Langkah paling pertama dan mendasar ini sangat fundamental. Alasannya sederhana sekali, sebagian besar aplikan tidak melengkapi berkas sehingga tidak mungkin dipanggil wawancara. Sementara itu, dengan melengkapi berkas, maka Anda memiliki kemungkinan 99% akan dipanggil untuk tahap berikutnya, yaitu wawancara, LGD, dan yang baru adalah menulis essay di tempat.

2. Perbanyak membaca koran dan menonton berita
Agar dapat berpartisipasi dalam Leaderless Discussion Group, maka Anda wajib memiliki pengetahuan mengeai isu-isu yang sedang hangat di Indonesia. Sebagai bocoran, ada orang-orang yang pernah mengatakan bahwa teks panduan topik LGD diambil dari Kompas.

3. Berlatih sesi wawancara
Sudah banyak blog yang menulis pengalaman wawancara LPDP dan pertanyaan apa saja yang diajukan. Supaya mulut bisa lancar menjawab, buatlah pertanyaan seakan-akan Anda adalah sang penanya. Lalu, berlatihlah bersama teman (kalau bisa yang juga ikut mendaftar LPDP supaya semkin bersemangat) dalam bahasa Inggris dan juga bahasa Indonesia.

4. Bawa dokumen pendukung
Selain berkas yang wajib dibawa, bawa juga tambahan yang siapa tahu bisa menjadi pendukung. Misalnya baru mendapat LOA conditional, atau masih proses pendaftaran, silakan dibuat print-out-nya dan dibawa siapa tahu ditanyakan oleh interviewer. Yang sudah punya LOA lebih dari satu, bawa saja semuanya. Selain itu, bisa juga dibawa print-out essay yang sudah Anda buat, lumayan bisa dibaca sambil menunggu wawancara.

5. Berlatih menulis
Saya sendiri kurang tahu tentang sesi essay on the spot, karena baru berlaku untuk seleksi setelah 28 April 2015. Tapi berdasarkan pengalaman menulis essay IELTS (banyak mengarangnya kalau IELTS), gunakanlah tulisan tangan yang mudah dibaca, jangan jorok (kalau salah cukup coret denagn satu garis saja), dan jangan lupa buat kerangka essay supaya tidak buntu atau tulisan tidak terlalu melebar keluar dari topik. Berlatihlah menggunakan alarm atau stop watch.

6. Berdoa dan banyak bersedekah
Doa orangtua sudah pasti harus selalu kita minta. Tak hanya itu saja, perbanyaklah ibadah seperti sholat dhuha, tahajud, dan juga sedekah/infaq. Ingat, hanya Allah Swt. yang mampu membolak-balikkan hati para penilai dan interviewer. Semua kuasa ada pada Allah, dan kita tidak boleh putus asa berdoa.

Sisanya adalah performa Anda pada hari wawancara, LGD, dan essay on the spot. Insya Allah dengan mempersiapkan sebaik mungkin, maka Anda menjadi lebih percaya diri dan mampu menampilkan yang terbaik.

Good Luck!

PS: Kalau sudah diterima, diusahakan ibadah tambahannya jangan putus. Terus perbanyak sedekah/infaq, shalat tahajud, etc. :D

Comments

Post a Comment

Popular Posts