Gaya hidup baru: Berlari

Tak ada yang salah dengan tren, pun tak ada yang salah dengan gaya hidup modern. Mari kita cermati perubahan dari zaman ke zaman. Dulu, ketika kebanyakan jalan belum di aspal, dan jalanan beraspal masih sepi kendaraan bermotor, orang-orang terpaksa berjalan kaki atau bersepeda berkilo-kilometer hanya untuk ke sekolah atau ke pasar. Mau tidak mau mereka harus berolah raga setiap hari. Sekarang, ke indomaret yang hanya berjarak 500 meter saja harus naik motor atau ojek. Sedikit-sedikit naik angkot, atau bahkan ke kampus yang jaraknya kurang dari tiga kilometer menggunakan mobil pribadi dan berebutan lahan parkir dengan orang yang membawa mobil karena memang rumahnya sangat jauh. Orang-orang semakin malas beraktivitas fisik, maunya duduk manis, baju tidak kotor, badan tidak berkeringat, hanya mengeluarkan satu dua lembar uang seribuan, tapi bisa sampai di tempat tujuan.

Semakin banyak penyakit modern bertebaran, seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, juga stroke yang mulai menjangkiti orang yang relatif muda. Dengan bantuan awak media, tercipta opini publik bahwa orang-orang masa kini kekurangan aktivitas fisik. Entah atas prakarsa siapa, juga didukung pihak-pihak yang berkepentingan, seperti perusahaan produk olah raga, juga demi kepentingan pariwisata, semakin banyak kegiatan olahraga yang digembor-gemborkan.

Salah seorang teman saya pernah mengungkapkan tentang pergeseran olah raga gaya hidup. Beberapa tahun lalu terjadi booming kegiatan bersepeda hingga melahirkan banyak komunitas seperti bike to work, bike to school, juga beragam komunitas pesepeda yang kebanyakan aktif pada akhir pekan. Ada saja acara sepeda santai, sepeda sehat, sepeda bersama presiden, konvoi sepeda dengan kostum, yang sering bekerja sama dengan dengan pihak berwajib untuk menutup jalan umum sementara. Jadi ingat dengan karnaval sepeda hias di kompleks rumah-rumah ketika perayaan hari kemerdekaan.

Tren olah raga yang baru kali ini: berlari alias running. Termasuk juga jogging, marathon, juga berjalan. Tanda-tandanya sudah jelas. Semakin banyak acara marathon, fun run, yang diadakan di kota-kota besar. Di Bali misalnya, ada berbagai lomba lari jarak jauh tingkat internasional yang juga berperan sebagai promosi pariwisata. Di Jakarta juga rutin diadakan lomba marathon setingkat nasional maupun internasional. Sponsor semakin membanjir, sehingga hadiah yang ditawarkan semakin besar dan hiburan yang disajikan semakin memikat dan heboh. Konsep yang ditawarkan juga semakin beragam, tak hanya sekedar berlari saja. Seluruh dunia harus tahu para pesertanya berlari seberapa cepat, seberapa jauh, dengan cara disebarkan lewat media sosial seperti facebook, twitter, dll.

Salah satu faktor yang turut memiliki andil adalah munculnya beragam aplikasi pada smartphone yang langsung dihubungkan dengan media sosial. Beberapa aplikasi android seperti endomondo, juga sangat laris dan sudah digunakan banyak orang. Misalnya Nike, yang meluncurkan produk sepatu berlubang beberapa tahun yang lalu. Ini bukan lubang sembarangan, karena lubang itu harus diisi dengan Nike+, alat yang memiliki teknologi GPS dan dapat mengukur jarak dan kecepatan berlari pengguna, lalu dapat secara otomatis diunggah ke akun media sosial. Aplikasi tersebut memiliki banyak kelebihan, salah satunya dapat mengurangi kerepotan ketika harus merekam data catatan berlari. Selain itu, lumayan juga bisa buat pamer, dan menjadi ajang berkompetisi dengan teman-teman yang lain.

sumber: di sini

Penampilan para pelari juga tak boleh kalah trendi dengan orang-orang yang jalan ke pusat perbelanjaan. Berbagai merek produk olah raga terus meluncurkan produk-produk yang semakin warna-warni dan diklaim memiliki terknologi paling canggih yang dapat membantu mengoptimalkan kegiatan fisik. Smartphone yang dimiliki juga harus dipajang, dengan cara dimasukkan dalam kantong kecil yang diikat di lengan, atau cukup dengan dipegang. Sayang kan, ponsel yang sudah dibeli mahal kalau tidak ikut dibawa berlari dan dipamerkan. Sekalian bisa update status dan menyetel lagu favorit menemani kegiatan berlari.


Sebenarnya tidak ada yang salah dengan olah raga yang hanya sekedar gaya hidup. Yang salah adalah orang-orang yang masih malas berolahraga padahal sekarang semakin banyak kemudahan, semakin banyak teman, semakin bergaya, semakin keren kalau olah raga, dll. Badan yang kita miliki ini hanyalah pinjaman dari Allah Swt. yang harus dijaga sebaik mungkin. Nanti di akhirat akan ditanyakan pertanggungjawaban kita. Bahaya kan kalau malah sakit-sakitan akibat jarang berolahraga. Akitivitas juga dapat terganggu, dan dalam jangka panjang nanti kalau diberi umur panjang bisa menderita karena penyakit modern yang sudah disebutkan tadi.


Comments

Popular Posts