Belajar Tiada Henti

Akhir-akhir ini banyak sekali artikel di internet dan juga sempat beredar di Facebook mengenai "keren" dan "wow"-nya sistem pendidikan di Finlandia. Ternyata sumbernya dari sebuah liputan di sebuah acara televisi NBC Nightly News tiga tahun yang lalu (2010). Sudah cukup lama, tapi kok baru menjamur sekarang, ya? Kutipan videonya bisa dilihat di sini.


Reaksi setelah menonton video tersebut bagi saya adalah munculnya sebuah pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. "Sistem pendidikan di Finlandia bagus sekali, kita harus mencontohnya," atau "pendidikan di Indonesia tidak cocok, butuh kurikulum baru (lagi?)", bisa juga "Indonesia peringkat berapa ya, ngomong-ngomong?" Finlandia sangat beruntung karena memang katanya memiliki budaya belajar yang sangat baik. Selain itu, guru yang merupakan penopang utama institusi pendidikan juga menjadi sebuah profesi yang prestisius. Sangat berbeda dengan kondisi tanah air sepertinya. Kalau urusan mengomentari pendidikan di tanah air, memang tidak ada habisnya. Apalagi kalau memberikan kritik, wuih, pasti langsung semangat dan berapi-api. 

Saya sendiri adalah seorang yang sangat percaya bahwa pendidikan itu SANGAT penting. Secara islami, memang manusia diharuskan untuk terus belajar dan menuntut ilmu. Akan tetapi, memang sebuah institusi tidak selamanya diperlukan dalam proses belajar mengajar, karena sumber pengetahuan ada di mana saja. Hanya perlu semangat untuk terus belajar, untuk terus ingin tahu, dan tak berhenti berkarya. 

Secara tak sengaja, saya iseng menemukan tulisan dari Rhenald Kasali (lihat di sini). Sepertinya saya sudah ketinggalan informasi, karena konon katanya kurikulum di Indonesia akan diganti (lagi). Dulu, ketika saya masih di bangku SMP, perubahan kurikulum sangat mengganggu karena seringkali murid diwajibkan memiliki buku teks dengan embel-embel "kurikulum baru" padahal isinya tak beda jauh dengan buku kurikulum sebelumnya. Akal-akalan siapa ini, atau memang penerbit ingin mengeruk keuntungan, saya hanya bisa pasrah. Saya tak bisa lagi mewariskan buku teks pelajaran untuk adik-adik saya. Beberapa teman saya masih tetap nekat menggunakan buku peninggalan kakaknya, karena memang selain lebih hemat, isinya juga masih sama. Kurikulum KTSP yang sempat saya alami juga sepertinya tak banyak perubahan. Padahal katanya secara teoritis penilaian dilakukan melalui berbagai aspek, termasuk nilai ujian, hingga tingkat keaktifan di kelas. Perubahan kurikulum yang menyeluruh memang harus dilakukan, karena sepertinya pendidikan yang ada saat ini tidak berkembang selaras dengan perubahan budaya dan teknologi. 

Masalah pendidikan juga bisa dilihat dari kualitas dan kuantitas sekolah di pelosok negeri. Negara berkepulauan yang lebih sering melakukan perkembangan terkonsentrasi di Pulau Jawa ini sudah seharusnya memperhatikan wilayah pinggiran dan pedalaman. Semua warga negara harus mendapat fasilitas dan kemudahan dalam pendidikan. Dengan pendidikan, hidup akan berubah. Secara sadar maupun tak sadar, dengan belajar akan membentuk cara berpikir, bukan sekadar "dua ditambah dua sama dengan empat". Kisah Ikal dan Lintang dalam Laskar Pelangi bisa menjadi contoh bahwa pendidikan dapat mengubah hidup seorang anak di masa depan. Bukan cuma kehidupan ia dan keluarganya, namun juga mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Ada pula kisah Negeri 5 Menara, yang juga masih berkaitan dengan dunia pendidikan. Masih ada lagi. Pernah mendengar nama "Indonesia Mengajar"? Menurut saya, program tersebut sangat menarik dan juga visioner. Mendidik anak-anak di SD pelosok untuk bisa membangun mimpi bahwa mereka bisa terus belajar dan berprestasi walaupun banyak aral melintang di sekitar mereka. Bayangkan, kesejahteraan keluarga mereka dapat meningkat ketika mereka bisa belajar hingga perguruan tinggi dan memiliki pekerjaan yang layak, atau kembali ke kampung halaman dengan sejuta ide dan gagasan baru. 

Kegiatan belajar tidak boleh berhenti. Kita harus bisa dan mau untuk terus belajar, kapan pun dan di mana pun. Pengetahuan ada di mana-mana, tinggal kita yang harus memilih, mau santai-santai saja tidak tahu apa-apa, atau berusaha untuk meraih ilmu sebanyak mungkin. 

Comments

Popular Posts