18. Ujian Masuk FSRD

Tahun ini, jalur masuk mahasiswa baru ITB hanya melalui SNMPTN. Termasuk Fakultas Seni Rupa dan Desain. Tambahannya yaitu ujian keterampilan. Hingga saat ini saya sendiri tidak dapat membayangkan bagaimana rupa ujian keterampilan. Jalur ujiannya saja ditetapkan melalui IPS.

Yang saya sebutkan sebelumnya adalah fakta. Selanjutnya merupakan opini saya sendiri. Saya benar-benar bersyukur masuk FSRD melalui jalur USM, dengan dua ujian menggambar. Kalau tahun ini saya baru mau masuk, wah pasti sangat repot. Apalagi saya anak IPA dan sempat ikut les khusus ujian menggambar USM ITB. Tidak terbayang dengan adanya berita tiba-tiba, sekitar Januari, bahwa FSRD hanya menerima lewat SNMPTN dan harus jalur IPS. Berapa banyak buku IPS yang harus dilahap habis sementara masih harus belajar pelajaran IPA  untuk UAN dan waktu ujian yang semakin dekat? Ini sungguh tidak adil. IPA atau IPS, bahkan anak SMK, memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama untuk belajar di FSRD. Semua kuliah di FSRD sesungguhnya benar-benar tidak ada hubungannya dengan tetek bengek ekonomi atau fisika. Semua memulai dari nol lagi. Yang membedakan hanya kemampuan saja.

Untuk anak-anak yang sudah ikut les khusus ujian gambar, seperti V*lla Mer@h atau Bint@ng Mer*h, saya benar-benar tidak dapat membayangkan lagi apa yang selanjutnya mereka lakukan. Padahal sudah membayar demi ikut USM yang akhirnya tidak jadi ada. Belum lagi ujian keterampilan yang belum jelas dan pertama kali diadakan ini. Menu "Ujian Keterampilan" di web snmptn.ac.id saja masih belum dapat diakses. Malang nian nasib mereka yang terlunta-lunta itu. Semoga diberi kesabaran dan kemudahan.

Ada dosen yang berpendapat hal tersebut disebabkan oleh pihak pemerintah yang masih kurang memperhatikan bidang desain dan seni. Saya cukup setuju. Mungkin pemerintah belum melihat adanya pemasukan negara yang dominan dari bidang tersebut dan mengalahkan devisa TKI. Bisa saja mereka juga kurang tahu apa itu desain dan masih menganggapnya sebagai 'kelas dua' karena dengan seenaknya diletakkan di jalur IPS. Mungkin saja itu merupakan keputusan akhir setelah ada perdebatan alot, atau bahkan bisa tidak alot sama sekali (?). Setelah pendidikan seni yang kurang memadai di tingkat sekolah menengah atas, ternyata pemerintah masih saja mengacak-acak di tingkat perguruan tinggi. Kalau memang maksudnya untuk membuat biaya masuk lebih murah lewat SNMPTN, lalu mengapa ITB uang masuknya tetap bisa mencapai 55 juta rupiah? Memang, bisa ada pengurangan. Akan tetapi beasiswa minat untuk program studi tertentu di ITB malah semakin berkurang. Program studi di FSRD malah tidak ada sama sekali.

Baiklah, karena memang ini sudah keputusan orang-orang yang di atas sana, yang mau ujian juga harus pintar menyiasatinya. Mungkin bisa dimulai dengan mencari info tentang ujian keterampilan, juga mulai belajar pelajaran IPS dari awal lagi. Semoga para pembuat keputusan bisa sadar dan mempertimbangkan lagi, setidaknya untuk tahun selanjutnya. Semoga kualitas mahasiswa FSRD angkatan 2011 tidak menurun (amin aja deh).

Comments

  1. pertama para petinggi di FSRD ga punya posisi tawar dan cenderung gak membuat perlawanan, kedua seharusnya IA -SR juga harus bertindak, masalahnya sistem ujian masuk FSRD ITB yg sudah dibuat sejak dulu merupakan sebuah sistem yg telah di kaji oleh pakar2 di FSRD sejak dulu dan sesuai dg kebutuhan FSRD ITB sendiri. Saya ga abis pikir kenapa mereka semua bungkam saat ada pihak luar yg mau mengacak2 sistem internal mrk ....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts